Selasa, 31 Agustus 2010

Proses Ekologi

Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global

Dalam sinar matahari tersimpan energi. Pada waktu sinar matahari mengenai permukaan tanah, permukaan tanah itu semakin panas. Energi sinar matahari itu sebagian telah berubah menjadi panas. Panas itu dipancarkan kembali ke atmosfer sebagai gelombang panas, yaitu sinar infra merah. Di dalam atmosfer terdapat berjenis molekul gas yang dapat menyerap gelombang infra-merah. Karena pemyerapan suhu panas itu suhu atmosfer bumi naik. Keadaan itu disebut Efek Rumah Kaca (ERK). Gas-gas dalam atmosfer yang menyerap gelombang panas disebut Gas Rumah Kaca (GRK). Jadi ERK tidak disebabkan oleh adanya gedung-gedung tinggi yang dindingnya terdiri dari jendela-jendela kaca, melainkan oleh GRK dalam atmosfer yang meyerap gelombang panas. Istilah ini berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang menanam sayuran itu dari suhu dingin. Pada waktu siang hari dan cuaca cerah suhu di dalam rumah kaca itu lebih tinggi daripada di luar rumah kaca walaupun alat pemanas di dalam rumah kaca dimatikan. Kenaikan suhu itu disebabkan oleh tertahannya gelombang panas oleh kaca rumah kaca sehingga tidak dapat lepas ke udara. ERK berguna bagi mahluk hidup di bumi. Seandainya tidak ada GRK maka tidak ada ERK, suhu di bumi hanya rata-rata 18 derajat celsius. Suhu ini terlalu rendah bagi sebagian besar mahluk hidup, termasuk manusia.Tetapi dengan adanya ERK suhu rata-rata di bumi menjadi 33 derajat celcius. Suhu ini sesuai bagi kehidupan manusia.
GRK terpenting ialah CO2 yang berasal dari pernafasan serta pembusukan dan pembakaran bahan organik. CO2 bersama dengan air merupakan bahan baku untuk fotosintesis. Hasil fotosintesis digunakan tumbuhan untuk menyusun tubuhnya. Tubuh tumbuhan, baik yang hidup maupun yang mati yang jatuh ke tanah disebut biomassa. Biomassa ini sebagian besar terdiri atas karbon (C).Biomassa yang mati sebagian tidak mengalami pembusukan. Di daerah rawa biomassa berubah menjadi gambut.Sebagian lagi mengalami proses fosilisasi dan menjadi batu bara, minyak bumi dan gas alam. Dalam waktu ratusan tahun jumlah karbon yang terikat dalam biomassa hidup, biomassa yang mati dan biomassa yang mengalami fosilisasi mencapai jumlah yang sangat besar. Biomassa itu merupakan tempat penyimpanan karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).Salah satu rosot karbon yang penting ialah hutan. Dengan menyusutnya luas hutan, kapasitas rosot karbonpun menurun. Karbon yang terikat dalam biomassa terlepas dalam bentuk CO2 dan masuk ke dalam atmosfer sehingga kadar CO2 dalam atmosfer naik. Kenaikan kadar CO2 dipercepat dengan berkembangnya teknologi yang menggunakan bahan biomassa fosil, yaitu batubara, minyak bumi dan gas ala, sebagai bahan bakar.Dengan naiknya kadar CO2 dalam atmosfer kita menghadapi bahaya terjadinya kenaikan intensitas ERK sehingga suhu permukaan bumi akan naik. Inilah yang disebut pemanasan global. Dampak pemanasan global ialah berubahnya iklim, yaitu perubahan curah hujan serta naiknya intensitas dan frekuensi badai.Permukaan laut akan naik, sebagian karenamemuainya air laut pada suhu yang lebih tinggi sehingga volumenya naik, sebagian lagi karena melelehnya es abadi di pegunungan tinggi dan di daerah kutub. Dengan berubahnya iklimm pertanian juga akan terpengaruh oleh pemanasan global

Tidak ada komentar:

Posting Komentar